info@umsb.ac.id 0823 8497 0907
WhatsApp Logo

Dua Kali Matahari di Atas Ka’bah

Oleh: Humas UM Sumbar   |   Jumat,12 Juli 2024 02:50:00
Dibaca: 687 kali
Dr. H. Firdaus, M.H.I Dr. H. Firdaus, M.H.I (Dosen Ilmu Falak Prodi Hukum Keluarga FAI UM Sumbar)

Oleh : Dr. H. Firdaus, M.H.I

(Dosen Ilmu Falak Prodi Hukum Keluarga FAI UM Sumbar)

 

Humas UM Sumatera Barat - Baru-baru ini pemerintah menggaungkan “Hari Sejuta Kiblat” yang jatuh pada 27 Mei lalu sekitar pukul 16.18 WIB atau 17.18 WITA. Momen tersebut tentu saja sangat strategis menggerakkan warga untuk mengecek kembali arah kiblat secara benar, praktis dan akurat. Bagi yang belum sempat mengecek kembali arah kiblat mereka, momen yang sama bakal terjadi lagi pada Senin (15/7) pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA. Di mana matahari kembali berkulminasi di atas kakbah atau saat tengah hari di Mekkah matahari persis di atas Kakbah sama seperti 27 Mei lalu.

Ada banyak pertanyaan muncul di kalangan masyarakat kenapa bisa matahari berkulminasi di atas kakbah dua kali dalam setahun. Padahal hal ini sangat relevan penerangannya seperti dijelaskan Surat Arrahman Ayat 17 yang berbunyi “(Dialah) Tuhan yang menjaga dua timur dan Tuhan menjaga dua barat. Boleh disederhanakan Dialah Allah yang menjaga dua batas titik terbit matahari di timur dan Allah yang menjaga dua titik batas terbenam matahari di barat”.

Kedua tempat terbit tersebut (matahari pada musim panas dan musim dingin) dan kedua tempat terbenam (matahari pada kedua musim itu). Yang berarti bahwa Tuhan memelihara dua tempat terbit, dua tempat terbenam matahari dan musim panas serta musim dingin. Atas perubahan-perubahan itu timbullah musim panas, musim dingin, musim semi dan musim gugur sehingga menimbulkan perubahan pada curah hujan, perubahan pada pohon-pohonan dan tumbuh-tumbuhan serta sungai-sungai.

Menurut kajian ilmiah, “dua timur” dan “dua barat” berkaitan dengan bulatnya bentuk bumi. Karena hanya pada benda yang berbentuk seperti bola dapat terjadi hal demikian (dua timur dan dua barat). Secara relita, memang bumi mempunyai dua titik tempat terbitnya matahari dan dua titik tempat terbenamnya matahari. Ternyata ayat Allah dan ilmu pengetahuan terdapat kesesuaian.

Kesesuaian tersebut dapat dijelaskan demikian, ketika matahari terbit di satu titik di bagian sebelah bumi, maka pada waktu yang sama matahari akan terbenam di bagian sebelah bumi lainnya. Saat matahari terbenam di sebelah bagian bumi kembali, pada waktu yang sama di belahan bumi lain, matahari sedang terbit. Dengan demikian, pada kenyataannya, memang benar bahwa ada dua titik dimana matahari terbit dan pada waktu yang sama terdapt dua titik dimana matahari terbenam.

Memahami dua titik batas terbit matahari yakni pada 22 Desember matahari terbit di timur dan terbenam di barat 23.5 derajat belahan selatan dari khatulistiwa, sedangka pada 21 Juni matahari terbit di timur dan terbenam di barat 23.5 derajat ke utara dari khatulistiwa. Di antara kedua batas titik terbit dan terbenam itu pada 27 mei dan 15 Juli matahari persis melintasi lintang kakbah 21 derajat 25 menit lintang utara.

Dari peristiwa ini, akhirnya kita dapat mengecek kembali arah kiblat pada Senin (15/7) mendatang pukul 16.27 saa matahari berkulminasi di atas kakbah dengan menghadapkan badan ke matahari, dengan sendirinya sudah menghadap ke Kakbah karena di bawah matahari itulah keberadaan kakbah. Untuk permanennya, garis bayangan benda yang tegak lurus di bidang datar itulah garis pedoman arah kiblat untuk selama-lamanya.

 

SHARE :

Informasi

KONTAK

Alamat

Jln. Pasir Kandang No. 4 Koto Tangah, Padang,25172

Email

info@umsb.ac.id

Telp

(0751) 482274