info@umsb.ac.id 0823 8497 0907
WhatsApp Logo

Kepastian Masuk Surga Jelang Kematian

Oleh: Humas UM Sumbar   |   Rabu,17 Juli 2024 08:46:00
Dibaca: 1984 kali

Oleh : Dr. Firdaus, M.H.I
(Dosen Ilmu Falak Prodi Hukum Keluarga FAI UM Sumbar)

Humas UM Sumatera Barat – Kebahagiaan yang pasti bagi orang beriman dan beramal saleh hingga jelang kematian alias sakratul maut. Allah menyampaikan hal itu dengan jelas dalam Quran Surat Fussilat ayat 30 yang berbunyi : “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu”.

Bahwasanya orang yang mengatakan dan mengakui bahwa Tuhan Yang Menciptakan, Memelihara, dan Menjaga kelangsungan hidup, Memberi rezeki, dan yang berhak disembah, hanyalah Tuhan Yang Maha Esa, kemudian mereka tetap teguh dalam pendiriannya itu, maka para malaikat akan turun untuk mendampingi mereka pada saat-saat diperlukan. Di antaranya pada saat mereka meninggal dunia, di dalam kubur, dan dihisab di akhirat nanti, sehingga segala kesulitan yang mereka hadapi terasa menjadi ringan.

Dalam hadis Nabi saw diterangkan, teguh dalam pendirian itu merupakan hal yang sangat diperlukan seorang mukmin. Sufyan bin ‘Abdull?h a?-?aqaf? meriwayatkan bahwa seseorang berkata, “Ya Rasulullah, perintahkan kepadaku tentang Islam suatu perintah yang aku tidak menanyakan lagi kepada orang selain engkau.” Rasulullah menjawab, “Katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian teguhkanlah pendirianmu.” Aku berkata, “Apa yang harus aku jaga?” Maka Rasulullah mengisyaratkan kepada lidahnya sendiri. (Riwayat Muslim)

Sementara itu menurut Abu Bakar, teguh pendirian atau biasa disebut istiqamah berarti tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun. Kepada orang beriman dan berpendirian teguh dengan tidak mempersekutukan-Nya, Allah menurunkan malaikat yang menyampaikan kabar menggembirakan, memberikan segala yang bermanfaat, menolak kemudaratan, dan menghilangkan duka cita yang mungkin ada padanya dalam seluruh urusan duniawi maupun urusan ukhrawi. Dengan demikian, dadanya menjadi lapang dan tentram, tidak ada kekhawatiran pada diri mereka. 

Kemudian mereka juga tidak usah bersedih hati terhadap urusan dunia yang luput dari mereka seperti yang berhubungan dengan keluarga, anak, harta dan sebagainya. Buya HAMKA berkisah, sewaktu saudara perempuan ayahnya (uwaik tuo) sakratulmaut, beliau bisa tersenyum sambil meminta tenang karena orang sedang membaca Alqur'an. Padahal tidak ada orang membaca Alqur'an, dalam keadaan tenang, lalu dia meninggal dalam keadaan tersenyum. Begitu akhir hayatnya sangat baik, ternyata sejak usia anak-anak sudah terbiasa baca Al-Qur'an sekhatam-sekhatam.

SHARE :

Informasi

KONTAK

Alamat

Jln. Pasir Kandang No. 4 Koto Tangah, Padang,25172

Email

info@umsb.ac.id

Telp

(0751) 482274