info@umsb.ac.id 0823 8497 0907

Yasinan Model Baru di Muhammadiyah

Oleh: Humas UM Sumbar   |   Selasa,27 Agustus 2024 12:51:00
Dibaca: 109 kali

Oleh Dr. H. Firdaus, M.H.I.
Dosen Ilmu Falak Prodi Hukum Keluarga FAI UM Sumbar

Yasinan merupakan salah satu tradisi keagamaan yang umum dilakukan umat Islam di Indonesia, terutama dalam konteks pengajian dan doa bersama. Tradisi ini sering dilakukan pada malam Jumat atau acara tertentu seperti tahlilan. Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, juga memiliki pandangan tersendiri mengenai pelaksanaan yasinan yang dikenal dengan istilah "Yasinan Model Baru".

Yasinan Model Baru ini pernah dilakukan HK AR Fakhruddin ketika beliau berumur 18 tahun di Ulak Paceh Palembang. Dari wirid yasinan benar-benar membaca surat Yasin dengan segala koreksian bacaan dan pemahaman isinya. Setelah tamat surat Yasin berpindah pada surat lain sehingga berubah menjadi pengajian tafsir Al-Qur'an.

Latar Belakang Yasinan

Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang mengusung paham reformasi dalam pelaksanaan ibadah dan amal sosial. Dalam konteks yasinan, Muhammadiyah berusaha memberikan sentuhan sesuai prinsip-prinsip ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah serta mempertimbangkan aspek kebermanfaatan bagi umat. Yasinan model baru bertujuan memodernisasi dan memperbarui praktik tradisional agar lebih relevan dengan kebutuhan dan situasi umat masa kini.

Prinsip-Prinsip Yasinan Model Baru

Fokus pada Kualitas Bacaan dan Pemahaman

Yasinan model baru menekankan pentingnya kualitas bacaan Al-Qur'an, khususnya Surah Yasin, dengan memperhatikan tajwid dan makhraj yang benar. Selain itu pemahaman terhadap makna ayat yang dibaca juga ditekankan agar peserta dapat mengambil hikmah dari bacaan tersebut.

Integrasi dengan Kegiatan Sosial dan Pendidikan

Muhammadiyah mendorong agar yasinan tidak sekadar ritual bacaan tetapi juga diintegrasikan dengan kegiatan sosial dan pendidikan. Misalnya, yasinan dapat disertai diskusi tentang tema-tema Islam, pelatihan keterampilan atau kegiatan sosial seperti bantuan kepada yang membutuhkan.

Pelibatan Semua Anggota

Model baru ini mengajak seluruh anggota komunitas terlibat aktif dalam pelaksanaan yasinan, termasuk generasi muda dan perempuan. Hal ini bertujuan membangun semangat kebersamaan dan memperkuat tali silaturahmi di antara anggota.

 

Implementasi dan Praktik Yasinan Model Baru

Penjadwalan yang Fleksibel

Dalam model baru ini, pelaksanaan yasinan tidak terikat pada waktu tertentu seperti malam Jumat. Kegiatan bisa dilakukan pada waktu yang dianggap tepat oleh komunitas, menyesuaikan jadwal dan kebutuhan anggota.

Penggunaan Teknologi

Muhammadiyah mendorong pemanfaatan teknologi dalam pelaksanaan yasinan. Misalnya menggunakan platform online untuk mengadakan yasinan jarak jauh yang memungkinkan lebih banyak anggota berpartisipasi tanpa harus berkumpul secara fisik.

Evaluasi dan Penyesuaian

Model baru ini mengedepankan pentingnya evaluasi berkala untuk menilai efektivitas pelaksanaan yasinan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Evaluasi dilakukan dengan melibatkan seluruh anggota untuk mendapatkan masukan dan saran.

Tantangan dan Harapan

Tantangan utama dalam penerapan yasinan model baru yakni perubahan kebiasaan yang telah lama terjalin dalam masyarakat. Diperlukan pendekatan bijak dan persuasif untuk memperkenalkan dan mensosialisasikan model baru ini. Di sisi lain, diharapkan model ini dapat membawa dampak positif dalam pengembangan spiritual dan sosial masyarakat di Muhammadiyah, dengan menjadikan yasinan sebagai sarana lebih bermakna dan bermanfaat.

Dengan pelaksanaan yasinan yang lebih terstruktur dan berorientasi pada hasil, Muhammadiyah berharap tradisi ini bersifat berkemajuan dan dapat terus berkembang serta memberikan kontribusi lebih besar dalam kehidupan umat Islam.

SHARE :

Informasi

1

Seleksi Pesertsa KIP-K

KONTAK

Alamat

Jln. Pasir Kandang No. 4 Koto Tangah, Padang,25172

Email

info@umsb.ac.id

Telp

(0751) 482274