info@umsb.ac.id 0823 8497 0907

Takziah Menurut Al-Qur'an dan Sunnah di Era Modern

Oleh: Humas UM Sumbar   |   Rabu,04 September 2024 11:07:00
Dibaca: 289 kali

Oleh Dr. Firdaus. M.H.I
Dosen Ilmu Falak Prodi Hukum Keluarga FAI UM Sumatera Barat

Humas UM Sumatera Barat - Takziah merupakan bentuk ucapan belasungkawa yang diberikan kepada keluarga yang ditinggal mati. Istilah tersebut berasal dari bahasa Arab yang berarti ‘menghibur’ atau ‘menguatkan’. Dalam konteks Islam, takziah tidak hanya sekedar ucapan simpati, tetapi juga tindakan yang memiliki makna spiritual dan sosial mendalam.

Dalam Al Quran juga diberikan panduan tentang bagaimana umat Islam seharusnya bersikap terhadap kematian. Hal itu dibunyikan dalam Surat Al -  Baqarah ayat 156 yang berbunyi “Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali”. Ayat tersebut mengajarkan umat Islam tentang kehidupan dan kematian. Yakni kehidupan di dunia bersifat sementara dan setiap jiwa akan kembali kepada Allah SWT. Dalam konteks takziah, ayat tersebut mengingatkan bahwa kematian merupakan bagian dari takdir Allah dan menghibur orang yang berduka harus dilakukan dengan penuh kesadaran akan kehendak illahi.

Sementara dalam Sunnah, Rasulullah memberikan contoh bagaimana bersikap terhadap orang berduka. Beberapa hadist yang relevan mencakup di antaranya Hadist Anas bin Malik. Dalam hadist tersebut Rasulullah SAW bersabda, “sesungguhnya orang yang sedang berduka tidak boleh disuruh untuk bersabar dengan cara yang tidak menyenangkan hatinya. Dalam hal ini doakanlah mereka dan berikanlah ucapan menghibur, menyemangati yang meneguhkan iman dalam kegiatan bertakziah yang penuh kasih sayang”.

Di samping itu juga ada hadist dari Abu Musa Al Asy’ari, yang dalam hadist tersebut Rasulullah bersabda “Barangsiapa yang menyampaikan takziah kepada seseorang atas musibah, maka ia akan mendapat pahala seperti orang yang memberinya takziah”.

Kedua hadist tersebut menunjukkan bahwa takziah merupakan bentuk dukungan dan doa yang diberikan kepada orang yang berduka dan merupakan tindakan yang dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW mengajarkan, takziah harus disampaikan dengan cara yang lembut dan penuh empati.

Takziah di Era Modern

Seiring perkembangan zaman, cara berkomunikasi dan menyampaikan takziah di era modern telah mengalami perubahan. Media sosial, pesan instan dan teknologi komunikasi lainnya memungkinkan umat Islam menyampaikan belasungkawa secara cepat dan luas. namun, penting juga untuk menjaga adab dan etika dalam menyampaikan takziah, meskipun melalui media digital.

Penggunaan media sosial untuk menyampaikan ucapan takziah harus dilakukan dengan hati-hati, memastikan pesan tersebut tidak hanya formalitas tapi juga mengandung niat dan doa yang tulus. Kendati teknologi memungkinkan kita memberikan dukungan jarak jauh, kehadiran fisik dalam acara takziah masih sangat berarti. mengunjungi dan memberikan dukungan langsung menunjukkan empati dan perhatian yang lebih mendalam.

Penghormatan terhadap tradisi

Di berbagai budaya, cara takziah mungkin bervariasi. Memahami dan menghormati tradisi lokal sambil tetap berpegang pada ajaran Islam merupakan bagian penting untuk menunjukkan rasa hormat dan dukungan yang tepat.

Kesimpulan

Bisa disimpulkan bahwa takziah menurut Al-Qur'an dan Sunnah merupakan tindakan penuh makna dan harus dilakukan dengan penuh perhatian dan keikhlasan. Di era modern, meskipun metode penyampaian takziah telah berkembang, prinsip dasar tentang empati, doa dan dukungan tetap berlaku. Mengintegrasikan ajaran Islam dengan perkembangan zaman dapat membantu umat Islam menjalankan kewajiban mereka dalam memberikan dukungan kepada yang berduka dengan cara relevan dan bermakna.

SHARE :

Informasi

1

Seleksi Pesertsa KIP-K

KONTAK

Alamat

Jln. Pasir Kandang No. 4 Koto Tangah, Padang,25172

Email

info@umsb.ac.id

Telp

(0751) 482274