info@umsb.ac.id 0823 8497 0907

Kemarahan yang Membara: 359 Hari Pembantaian Israel Terhadap Rakyat Palestina

Oleh: Humas UM Sumbar   |   Kamis,26 September 2024 01:53:00
Dibaca: 540 kali

oleh : Reyhan Respati, S.Psi

Selama 359 hari sejak 7 Oktober 2023, tanah Palestina menjadi saksi bisu atas kekejaman yang tidak manusiawi. Israel dengan tangan besi melancarkan serangan brutal yang tidak hanya menargetkan Pejuang Kemerdekaan Palestina, tetapi juga warga sipil yang tidak bersalah—anak-anak, wanita, dan lansia. Seiring berjalannya waktu, data terakhir di bulan September 2024 ini menunjukkan jumlah korban terus meningkat secara drastis. Lebih dari 41.495 warga Palestina telah tewas, sementara ratusan ribu lainnya terluka. Banyak dari korban ini adalah anak-anak yang tidak pernah mengerti mengapa mereka menjadi target kekejaman ini. Lebih dari 1,9 juta warga Palestina telah menjadi pengungsi akibat pembantaian yang tak kunjung henti, kehilangan rumah, tanah, dan masa depan mereka. Video terbaru yang penulis lihat adalah video 2 orang pemuda Palestina yang sedang berjalan tiba-tiba dibunuh dengan keji menggunakan drone yang dilengkapi bom. Pembantaian ini telah menciptakan luka mendalam di hati umat manusia, dan dengan penuh kemarahan kita harus mengutuk kekejaman yang terus berlangsung ini.

Bayangkan hidup di bawah ancaman konstan, di mana rumah-rumah yang dulu hangat menjadi puing-puing, di mana suara tawa anak-anak tergantikan dengan tangisan dan ketakutan. Kenyataan yang menyedihkan adalah, meskipun tragedi ini telah berlangsung selama hampir setahun penuh sejak konflik terbuka 7 Oktober 2023 (walaupun sebenarnya konflik juga sudah berlangsung sejak penjajahan Israel atas Palestina pada 5 Juni 1967), dunia internasional tampak tak berdaya. Negara-negara yang memiliki kekuatan untuk bertindak seolah memilih untuk diam atau hanya mengutuk tanpa mengambil tindakan nyata. Selama lebih dari setahun, puluhan ribu nyawa melayang tanpa sebab yang jelas, seolah-olah hidup manusia tak lebih berharga dari sekadar angka statistik. Sementara dunia menyaksikan tragedi ini dari kejauhan, tangan-tangan yang bisa membantu justru terikat oleh kebijakan, kepentingan politik, atau bahkan ketakutan akan kehilangan sekutu.

Tak bisa dipungkiri, ada negara-negara yang memiliki nurani dan secara vokal menyuarakan simpati terhadap penderitaan Palestina. Indonesia, Malaysia, Spanyol, Irlandia, Turki, Iran, dan Qatar merupakan beberapa negara yang vokal menyuarakan dukungan mereka bagi Palestina. Mereka mengutuk kekejaman ini, namun sayangnya, suara mereka hanya bergaung di ruang kosong. Tindakan nyata tak kunjung datang. Mengapa? Karena saat berhadapan dengan kekuatan ekonomi dan militer Israel, keberanian untuk bertindak sering kali terkubur oleh kekhawatiran akan dampak diplomatik dan ekonomi yang mungkin timbul. Selain itu, meskipun suara mereka keras, tindakan nyata dari komunitas internasional untuk menghentikan kebrutalan ini tetap sangat minim. PBB pun terkesan lemah dalam memberikan respon yang tegas dan efektif. Setiap upaya resolusi seringkali dihadang oleh veto dari negara-negara pendukung Israel, terutama Amerika Serikat.

Di sisi lain, kita juga melihat negara-negara yang tanpa malu berdiri membela Israel. Negara-negara ini, termasuk Amerika Serikat, Jerman, Prancis, dan Inggris, dengan dalih "keamanan" Israel, tak segan-segan menyuplai senjata dan teknologi militer canggih yang digunakan dalam serangan terhadap warga Palestina. Apa yang kita lihat adalah suatu pelecehan terhadap kompas moral umat manusia—kebenaran dibengkokkan, moralitas diabaikan, dan kemanusiaan diambil dari mereka yang paling membutuhkan.

Di tengah kebisuan dunia, rakyat Palestina terus berjuang untuk bertahan hidup. Mereka menghadapi kekejaman yang tak pernah mereka undang, kehilangan orang-orang yang mereka cintai, dan dipaksa hidup dalam bayang-bayang ketidakpastian. Namun, mereka tidak pernah menyerah. Mereka tetap teguh, dengan harapan bahwa suatu hari nanti, dunia akan benar-benar membuka mata dan mengambil tindakan.

Dunia sekarang berada di persimpangan sejarah. Pilihan ada di tangan pemimpin Dunia: apakah kita akan tetap membiarkan Israel merajalela tanpa konsekuensi, atau kita akan bersatu melawan kekejaman ini dan membela kemanusiaan?

Sudah saatnya dunia mengambil langkah konkret untuk menghentikan kekejaman yang dialami rakyat Palestina. Negara-negara di seluruh dunia harus memperkuat tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Israel melalui sanksi keras, seperti embargo senjata dan boikot produk, guna mengurangi kemampuan Israel melancarkan serangan lebih lanjut. Selain itu, upaya lobi di tingkat internasional harus dilakukan untuk menghentikan penjualan senjata kepada Israel, serta menentang setiap veto yang mendukung aksi militernya.

Di sisi lain, krisis kemanusiaan yang semakin parah membutuhkan perhatian mendesak dengan meningkatkan bantuan berupa obat-obatan, makanan, dan perlindungan bagi pengungsi. Israel juga harus dimintai pertanggungjawaban melalui Mahkamah Pidana Internasional untuk kejahatan kemanusiaan yang telah dilakukan, dan pemimpin yang terlibat dalam kebijakan tersebut harus diadili. Kampanye global untuk meningkatkan kesadaran atas penderitaan Palestina juga harus diperkuat, mengingat media sering kali bias. Dukungan politik bagi Palestina perlu ditingkatkan, dengan mendorong pengakuan penuh bagi Palestina sebagai negara merdeka di kancah internasional.

Kemarahan ini bukan hanya milik rakyat Palestina, tapi juga milik seluruh umat manusia yang masih memiliki nurani. Kita marah karena nyawa manusia yang tak ternilai harganya begitu mudah dihapuskan. Kita marah karena dunia memilih untuk diam ketika ketidakadilan terjadi di depan mata. Kita marah karena kebenaran telah dibungkam oleh kepentingan politik dan ekonomi.

Sudah saatnya dunia berhenti menutup mata. Sudah saatnya tindakan nyata diambil, bukan hanya retorika. Ini bukan lagi soal politik semata, tapi soal kemanusiaan. Pembantaian ini harus dihentikan, dan Zionis Israel harus dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah mereka lakukan. Dunia harus berpihak pada keadilan, bukan pada kekuatan.

SHARE :

Informasi

1

Seleksi Pesertsa KIP-K

KONTAK

Alamat

Jln. Pasir Kandang No. 4 Koto Tangah, Padang,25172

Email

info@umsb.ac.id

Telp

(0751) 482274