Bertetangga di Era Digital, Menjaga Harmoni dan Akhlak Mulia dalam Islam
Oleh Dr. Firdaus, M.H.I
Dosen Prodi Hukum Keluarga FAI Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
Dalam Islam, tetangga memiliki kedudukan yang penting, menjaga hubungan baik dengan tetangga merupakan ajaran yang sangat ditekankan. Bertetangga yang baik mencerminkan akhlak mulia dan menumbuhkan kasih sayang yang menjadi dasar dari terciptanya masyarakat harmonis.
Allah SWT berfirman “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya” (QS Annisa : 36).
Sementara Rasulullah SAW bersabda “Jibril AS senantiasa berwasiat kepadaku agar berbuat baik kepada tetangga, sehingga aku mengira bahwa dia akan mewariskan sesuatu kepada tetangga.” (HR Bukhari dan Muslim)
Konsep Bertetangga di Era Digital
Di era digital, interaksi antar tetangga tidak hanya terjadi secara fisik tetapi juga melalui media sosial dan platform komunikasi lainnya. Oleh karena itu, penting bagi seorang Muslim untuk menjaga adab dan etika ketika berinteraksi, baik secara langsung maupun di dunia maya. Prinsip bertetangga di era digital antara lain :
Menghormati Privasi, di mana menghindari menyebarkan informasi pribadi tetangga di media sosial tanpa izin.
Menghindari Gosip dan Fitnah yang mana tidak menulis, membagikan, atau mengomentari hal-hal yang dapat mencemarkan nama baik tetangga.
Berbagi Informasi yang Bermanfaat seperti memanfaatkan media digital untuk saling berbagi informasi yang berguna bagi lingkungan, seperti berita penting atau pengumuman yang berkaitan dengan lingkungan sekitar.
Menjaga Lisan sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Kewajiban Membantu dan Memperhatikan Tetangga
Islam mengajarkan agar kita memperhatikan keadaan tetangga, khususnya jika mereka sedang mengalami kesulitan. Dewasa ini, hal ini bisa diwujudkan dengan mengajak gotong royong melalui grup WhatsApp warga, menggalang bantuan secara online, atau memberi dukungan moral melalui pesan. Hal ini juga sesuai dengan hadist yang berbunyi “Tidaklah termasuk orang yang beriman, orang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya.” (HR. Bukhari)
Menjaga Harmoni dalam Keberagaman
Bertetangga dalam Islam mencakup sikap menghargai perbedaan, baik itu perbedaan agama, suku, atau kebudayaan. Di dunia digital, hal ini juga berarti tidak menyinggung keyakinan atau kebiasaan tetangga, baik melalui status, komentar, atau postingan.
Allah SWT berfirman “Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.” (QS. Al-Hujurat : 13)
Praktik Bertetangga yang Baik
Berkomunikasi dengan Baik menggunakan bahasa yang sopan dalam grup-grup tetangga di media sosial.
Menghindari Perdebatan yang dapat memicu konflik di grup digital.
Tidak Mengunggah Sesuatu yang Mengganggu Kenyamanan misalnya, mengunggah hal-hal yang menyinggung atau foto-foto pribadi tetangga tanpa izin.
Memberi Bantuan jika ada tetangga yang membutuhkan bantuan, berusahalah untuk merespons dan membantu, baik secara langsung maupun melalui media digital.
Kesimpulan
Bertetangga dalam Islam tidak hanya dilakukan secara langsung tetapi juga dalam ranah digital. Prinsip-prinsip seperti menjaga lisan, menghormati privasi, menghindari gosip, serta membantu tetangga perlu diterapkan dengan bijak di dunia maya. Dengan demikian, hubungan yang harmonis dan saling menghormati dapat tercipta, sesuai dengan ajaran Islam.
Informasi
KONTAK
Alamat
Jln. Pasir Kandang No. 4 Koto Tangah, Padang,25172
info@umsb.ac.id
Telp
(0751) 482274