Puasa Lancar Tanpa Dehidrasi ? Simak Panduan Dekan Fakultas Kesehatan UM Sumatera Barat
Humas UM Sumatera Barat – Puasa adalah salah satu ibadah yang memberikan manfaat bagi kesehatan. Di balik segudang manfaatnya bagi tubuh, bila tidak hati-hati saat puasa, terutama ketika cuaca panas atau banyak aktivitas bakal beresiko mengalami dehidrasi. Tubuh rentan mengalami dehidrasi saat puasa karena tidak mendapat asupan cairan selama 12 jam. Hal ini penting untuk disiasati terutama ketika sahur dan buka puasa.
Menanggapi hal ini, Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat, Yuliza Anggraini, S.ST, M.Keb mengatakan, penyebab dehidrasi ketika puasa biasanya karena kehilangan cairan tubuh seperti keringat, pernapasan, buang air kecil dan besar, bahkan melalui air mata. Biasanya cairan yang hilang tersebut diganti dengan makanan dan minuman yang mengandung air.
Meskipun dehidrasi yang terjadi saat puasa biasanya ringan dan tidak menimbulkan dampak serius tutur beliau, tetap saja kondisi ini tidak boleh disepelekan. Dehidrasi jangka panjang menimbulkan gejala seperti pusing, sakit kepala dan lemas. Karena 70 persen tubuh manusia terdiri dari cairan, itulah sebabnya menjaga kadar cairan penting supaya fungsi tubuh berjalan normal. Berikut tips menjaga tubuh agar terhidrasi dengan baik selama puasa.
- Usahakan minum air tercukupi dengan membuat jadwal
Sebenarnya kebutuhan cairan setiap orang berbeda-beda, tergantung kondisi tubuh, usia, jenis kelamin, suhu lingkungan, jenis makanan yang dikonsumsi dan jenis aktivitas lainnya. Namun minum air putih yang cukup selama bulan puasa terutama dari sahur hingga berbuka sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Solusinya bisa dengan membuat jadwal minum air putih saat puasa dengan pola 2-4-2.
Pola 2-4-2 tersebut yakni 2 gelas air putih saat berbuka, yakni 1 gelas saat magrib dan 1 gelas saat isya. 4 gelas air putih di malam hari yang diminum secara berkala, misalnya setelah tarawih, saat makan malam dan menjelang tidur. Kemudian 2 gelas air putih saat sahur, di mana 1 gelas sesudah bangun tidur dan 1 gelas saat makan sahur.
- Usahakan konsumsi banyak buah dan sayur
Selain diperoleh dari air putih, tubuh juga memperoleh cairan melalui konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang mengandung banyak air. Di antaranya semangka, tomat, selada, mentimun, melon, anggur, jeruk dan lainnya. Buah-buahan dan sayuran tidak hanya mengandung air, tetapi juga kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan. Selain itu, mengonsumsi makanan berkuah seperti sup juga dapat membantu meningkatkan asupan cairan tubuh.
- Kurangi makanan asin (terlalu banyak garam) saat sahur
Menghindari konsumsi terlalu banyak garam saat sahur merupakan langkah penting sebagai cara mencegah dehidrasi saat puasa. Garam memiliki efek meningkatkan kebutuhan tubuh akan air sehingga konsumsi berlebihan dapat mempercepat proses dehidrasi. Dengan mengurangi atau menghindari makanan mengandung garam berlebihan saat sahur, dapat membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mengurangi risiko dehidrasi selama puasa.
- Hindari kafein dan gula
Kafein yang sering ditemukan dalam kopi, teh dan minuman bersoda dapat meningkatkan rasa haus serta memicu peningkatan frekuensi buang air kecil. Hal ini dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih cepat sehingga meningkatkan risiko dehidrasi, terutama jika tidak diimbangi asupan air yang cukup. Selain itu gula dalam minuman dapat mengganggu keseimbangan gula darah dan memicu fluktuasi yang signifikan, dapat memengaruhi tingkat energi dan menyebabkan rasa lapar berlebihan. Sebagai alternatif, memilih minuman rendah gula atau tanpa gula, serta minuman yang tidak mengandung kafein, seperti air putih atau infus buah, dapat menjadi pilihan lebih sehat.
- Perhatikan penggunaan obat-obatan
Mengonsumsi obat-obatan tertentu memiliki efek samping tersendiri, salah satunya berpotensi meningkatkan frekuensi buang air kecil, hal ini dapat menjadi perhatian khusus selama bulan puasa. Konsultasi dengan dokter akan membantu mengidentifikasi apakah obat yang akan dikonsumsi memiliki efek samping seperti ini sehingga tindakan pencegahan yang tepat dapat diambil. Dengan mengetahui potensi efek samping obat-obatan terhadap frekuensi buang air kecil, dapat mengantisipasi risiko dehidrasi saat menjalani puasa. Hal ini dengan cara mengatur jadwal atau dosis selama bulan puasa dan bahkan mencari alternatif yang lebih aman jika memungkinkan. Oleh karena itu, penting untuk selalu berkomunikasi dengan dokter.
- Hindari Olahraga dan Aktivitas berat
Selama berpuasa disarankan menghindari olahraga dan aktivitas fisik yang berat. Aktivitas fisik intens dapat meningkatkan kehilangan cairan tubuh melalui keringat yang dapat membuat diri merasa haus lebih cepat. Sebagai gantinya, pilihlah aktivitas fisik ringan atau olahraga ringan yang tidak menyebabkan kelelahan atau kehilangan cairan yang signifikan. (tia)
Informasi
KONTAK
Alamat
Jln. Pasir Kandang No. 4 Koto Tangah, Padang,25172
info@umsb.ac.id
Telp
(0751) 482274