UMSB Akan Membantu Kembangkan Destinasi Wisata Nagari Penuh Sejarah Pandam Gadang
HUMAS UMSB- Senin, 11 Januari 2021, Dalam rangka memperingati peristiwa gugurnya 9 Syuhada di Tititan Dalam Kanagarian Pandam Gadang, Kec. Gunuang Omeh, dilaksanakan upacara tabur bunga meskipun dalam keadaan gerimis namun tetap berjalan dengan khidmat dan lancar.
Uapcara tabur bunga memperingati peristiwa sejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) 72 tahun yang lalu itu dipimpin Bupati Limapuluh Kota diwakili Asisten Bidang Pemerintahan Dedi Permana dan diikuti anggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota Khairul Apit, Kaban Kesbangpol Herman Azmar, Wakil Rektor III UMSB Mochammad Abdi, unsur Forkopimda, TNI/Polri, dan pelajar serta para tokoh dan berbagai elemen masyarakat setempat.
Dedi Permana mengatakan kegiatan ini merupakan momentum mengingat kembali perjuangan para syuhada dalam peristiwa bersejarah bangsa yang terjadi di Titian Dalam. Diharapkan generasi muda sekarang hendaknya benar-benar mengenal para pejuang PDRI Khususnya di Titian Dalam yang telah mengorbankan jiwa dan raganya bagi negeri ini.
“Setiap tahun pada tanggal 10 Januari kita selalu melakukan peringatan gugurnya 9 Syuhada di Titian Dalam. Mari kita teladani dan warisi semangat pantang menyerah dan rela berkorban yang ditunjukan para syuhada yang gugur dalam medan pertempuran di Titian Dalam itu,” ujar Dedi.
Kemudian, Wakil Rektor III UMSB Mochammad Abdi mengungkapkan kawasan Pandam Gadang merupakan daerah yang kaya dengan potensi sejarah, harapan kita ke depan nagari ini dapat dikembangkan menjadi kawasan destinasi sejarah. Selain dari komplek pemakaman 9 syuhada, juga ada rumah Tan Malaka yang juga sarat akan sejarah terhadap perjuangan PDRI pada saat itu.
“Kebetulan UMSB dengan Nagari Pandam Gadang juga sedang menyiapkan ke arah pengembangan destinasi wisata sejarah,” ungkapnya.
Sebelumnya, dalam tulisan lintas sejarah peristiwa gugurnya 9 Syuhada pejuang PDRI di Titian Dalam yang ditulis tokoh masyarakat Pandam Gadang Rusli Said Dt. Rajo Imbang menyebutkan, sembilan syuhada yang gugur di Titian Dalam itu adalah Syarif MP, Engku Kayo Zakaria, Dirin, Nuin, Radian, Manus, Nyik Ali, Abas dan Mak Nirin.
Para pejuang ini gugur pada saat berupaya merusak jembatan yang terdapat di Nagari Titian dalam agar Pasukan Belanda tidak bisa masuk ke Nagari Koto Tinggi tempat para pemimpin PDRI Berada. Pada saat melakukan perusakan jembatan tersebut mereka dihujani tembakan oleh pasukan Belanda.
Kesembilan syudaha mempunyai peranan penting dalam keberlangsungan Republik ini. Kalau mereka tidak membuat gangguan terhadap pasukan Belanda yang akan melakukan penyerbuan ke pusat PDRI di Koto Tinggi, barangkali para pemimpin PDRI akan tertangkap oleh para penjajah saat itu.
Besar harapan dari Rusli agar pihak pemerintah bisa membangun patung para syuhada itu menunjuk ke jembatan Titian Dalam, serta membuat prasasti dan tulisan permanen yang menuliskan nama-nama 9 Syuhada tersebut agar kita bisa selalu mengingat dan menghargai jasa dari para syuhada yang gugur di medan perang demi mempertahankan kedaulatan NKRI.
Informasi
KONTAK
Alamat
Jln. Pasir Kandang No. 4 Koto Tangah, Padang,25172
info@umsb.ac.id
Telp
(0751) 482274