HUMAS UM SUMBAR- Alya Sarah Lawindo atau yang biasa disapa dengan nama Alya lawindo merupakan putri keturunan Minang Kabau yang lahir dan besar di Washington DC, America Serikat. Meskipun demikian Alya Lawindo giat mempromosikan budaya Minang sejak usianya masih enam tahun bersama kedua orang tuanya yang mendirikan kelompok Rumah Gadang USA, bagi orang tuanya mengajari anak-anak bahasa daerah dan seni merupakan sesuatu yang sangat penting agar adat-istiadat tidak luntur meski jauh dirantau.

Pada milad UM Sumatera Barat ke 66 Alya berbagi cerita tentang perjalanan singkat hidupnya serta pengalaman selama ini. Alya mengucapkan terimakasih banyak kepada rektor UM Sumatera Barat yang telah memberinya kesempatan untuk berbagi cerita dan pengalaman di Amerika.

Alya mengatakan di Amerika dia aktif dalam organisasi IMAAM (Indonesian Moslem Assosation In Amerika) untuk kegiatan agama, untuk kegiatan masyarakat Minang dia aktif di organisasi Minang In Amerika yang menggaet generasi Minang yang lahir dan besar di Amerika. Selain itu untuk melestarikan seni dan budaya dia aktif pada organisasi Rumah Gadang Group USA.

Selanjutnya Alya menaruh harapan dengan telah terjalinya hubungan kerjasama antara organisasi IMAAM dengan UM Sumatera Barat dapat saling berbagi dalam penguatan dalam bidang pendidikan khususnya dalam perspektif agama Islam baik di Ranah Minang maupun di Amerika.

Dalam hal ini Alya mengajak teman-teman di UM Sumatera Barat untuk memperkuat pemahaman tentang adat budaya Minang, dan menjadikanya sebagai pakaian sebagai generasi muda Minang dimana saja kita berada. Selanjutnya dengan adanya kerja sama antara IMAAM dengan UM Sumatera Barat mari kita jadikan sebagai ajang silaturrahmi sesama muslim dan saling belajar satu sama lain, serta kita sebagai generasi muslim harus terlibat dalam perubahan, jangan biarkan perubahan tersebut yang merubah diri kita kearah yang tidak baik, sebagai generasi muslim berubahlah kearah yang lebih baik, tutur Alya.

Sebagaimana pituah Minang mengatakan, “Hiduik Baraka Mati Bariman” “Masuak Kandang Kambiang Baok Mambebek, Masuak Kandang Kabau Baok Malanguah” jika kita tela’ah falsafah ini memiliki arti yang sangat dalam, dimanapun orang Minang berada mereka mampu beradaptasi dengan lingkunganya, yang kemudian kita adopsi menjadi ciri khas kita sendiri tanpa merubah prinsip dan jati diri kita. Karena adaik Minang Kabau “Indak Lakang Dek Paneh, Indak Lapuak Dek Hujan” Siang dijadikan Tungkek, malam Jadi Pakalang.

Sebalum mengakhiri penuturanya Alya mengucapkan selamat Milad yang ke 66 tahun kepada UM Sumatera Barat, semoga kedepanya UM Sumatera Barat bisa lebih berjaya lagi.

Frans Fradinen