Berhenti Sebelum Menyesal, Jangan Larang Anak-Anak Berada Di Masjid
HUMAS UM SUMBAR - PR kita masih sangat banyak. Mendekatkan anak-anak ke Masjid, menanamkan rasa cinta kepada Masjid dan betah berlama-lama di Masjid bukan perkara mudah, butuh proses panjang. Sering terjadi saat masuk waktu shalat, anak-anak akan disuruh untuk keluar dari Masjid, menjauhi Masjid, dengan dalih takut mengganggu shalat seakan dirinyalah yang paling benar.
Banyak pengurus Masjid yang tidak sabar dan senang melihat keberadaan anak-anak lalu lalang di dalam dan sekitar Masjid, tidak sedikit diantara mereka yang mengusir atau menempatkan anak-anak di shaf paling belakang. Alasannya takut mengganggu khusuknya shalat, seolah-olah dia adalah orang yang sangat khusuk dalam shalatnya.
Konyolnya lagi dengan bangganya mereka memasang papan larangan membawa anak-anak kedalam Masjid. Pada akhirnya mereka sendiri mengeluh mengatakan kurangnya kesadaran generasi muda untuk datang ke Masjid tanpa menyadari kesalahan yang sudah mereka perbuat.
Jangan pernah membuat anak-anak menjadi bingung, karena guru-guru mereka mengajarkan untuk mencintai Masjid, jika mendengar suara adzan segeralah datang ke Masjid dan melaksanakan shalat berjamaah.
Sebuah kisah yang diriwayatkan oleh sahabat bernama Yaddad R.A mengatakan, suatu ketika Rasulullah datang ke Masjid melaksanakan Shalat dan beliau membawa cucunya Hasan dan Husein, kemudian nabi meletakkan Hasan dan Husein disampingnya lalu memulai Shalat, pada saat sujud nabi melakukannya dengan sangat lama dan tidak seperti biasanya, maka dengan diam-diam saya mengangkat kepala untuk melihat apa gerangan yang sedang terjadi.
Saya melihat punggung nabi diduduki oleh cucunya, dan sayapun melanjutkan sujud bersama jama’ah lainnya. Setelah selesai shalat para sahabat bertanya kepada rasulullah, “wahai rasulullah, baginda sujud sangat lama sekali sehingga kami mengira terjadi apa-apa, atau baginda sedang menerima wahyu” .
Rasulullah menjawab, tidak, tidak, tidak terjadi apa-apa, Cuma tadi cucuku menaiki tubuhku dan saya tidak mau buru-buru sampai dia menyelesaikan mainnya dengan sendirinya. (HR. Nasa’I dan Hakim)
Jika anak-anak berlari, riang gembira, tertawa di Masjid ingatkanlah mereka dengan senyum dan pelukan, karena itu adalah ciri khas seorang anak. Mereka adalah malaikat yang sedang bergembira saat berada di rumah Rabbnya.
Dalam riwayat lain diceritakan rasulullah pernah mempercepat shalatnya karena mendengar tangisan anak kecil memanggil ibunya yang ikut shalat berjamaah bersama rasulullah. Itulah gambaran Masjid pada zaman rasulullah. Ada baiknya jika setiap pengurus Masjid diberi pemahaman tentang Masjid sebagai pusat peradaban Islam.
Muhammad Al-Fatih, penakhluk Konstantinopel (Turki) mengatakan: “Jika suatu masa kamu tidak mendengar gelak tawa anak-anak, riang gembira di antara shaf shalat di Masjid-Masjid, maka sesungguhnya takutlah kalian akan datangnya kejatuhan generasi muda di masa itu."
(*)
Informasi
1
Seleksi Pesertsa KIP-K
19 Juli 2022KONTAK
Alamat
Jln. Pasir Kandang No. 4 Koto Tangah, Padang,25172
info@umsb.ac.id
Telp
(0751) 482274