Iklan Sekolah Dan Perguruan Tinggi Di Pohon Perindang Tepi Jalan, Efektif Atau Merugikan?
Humas UM Sumatera Barat - Menyusul mulai dekatnya tahun ajaran baru, banyak sekolah dan perguruan tinggi mulai memasang strategi promosi untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Di sepanjang jalan raya, mulai terpaku berbagai spanduk, pamplet, flyer yang marak bergentayangan di dahan pohon. Harapannya cuma satu yaitu meraup siswa atau mahasiswa sebanyak-banyaknya. Tapi pertanyaannya seberapa efektif aksi tersebut?
Sebetulnya banyak cara yang dapat dilakukan untuk tujuan mencari siswa atau mahasiswa sebanyak-banyaknya.
Promosi yang paling efektif tentulah dengan melakukan aksi bukan menebar janji. Itupun dilakukan secara istiqamah atau “continue” tidak semusim tahun ajaran baru. Caranya dengan mendorong siswa atau mahasiswa meraih prestasi dalam berbagai ajang, lomba, kontes, festival, dan semacamnya. Ada pula program khusus ”road show “ ke berbagai sekolah atau tempat yang berpotensi “menjual”. Seperti sebuah pondok pesantren menurunkan siswanya berdakwah di masjid-masjid, sambil lalu mempromosikan sekolahnya.
Promosi lainnya adalah melalui media massa seperti radio, televisi baik lokal maupun nasional. Atau dapat pula melalui media sosial yang tentunya berharga lebih murah namun bisa menjangkau setiap insan. Ini sangat efektif asalkan digarap dengan konten yang kreatif dan inovatif.
Tapi terdapat sekolah atau perguruan tinggi yang minus modal dan wawasan lingkungan yang memasang spanduk atau flyer di pohon perindang di tepi jalan. Jelas aksi ini mengganggu estetika, merusak pohon dan membahayakan pengendara yang melintas. Satu paku yang menancap di pohon perindang tepi jalan bisa membuat pohon tersebut keropos, yang sangat berbahaya apabila terjadi musim angin kencang. Siapa yang rugi kalau bukan pejalan kaki dan pengguna jalan lainnya?
Tidak hanya itu, memasang pamflet di batang pohon jelas membuat ketidaknyamanan orang yang lewat. Kesannya menjadi kotor, kumuh, dan tidak bertanggung jawab karena pamflet itu akan dilepas oleh angin kencang seiring berjalannya waktu.
Pohon di tepi jalan jelas sengaja ditanam bukan tumbuh sendiri. Pertanyaannya siapakah pemilik pohon itu? Tentu jawabannya adalah publik atau masyarakat bukan milik pribadi. Karena itu memasang spanduk atau flyer untuk kepentingan pribadi atau segelintir golongan jelas menyalahgunakan aset publik, apalagi dengan memaku flyer di pohon yang jelas merupakan aksi merusak sarana publik yang dapat dipidanakan.
Pohon yang ditanam di tepi jalan tentu ada maksud dan tujuannya yaitu sebagai perindang bagi pejalan kaki, bukan tempat iklan gratis. Karena itu, memaku pohon dengan tujuan mamasang iklan sekolah atau perguruan tinggi jelas merupakan cara yang kurang beradab karena pohon merupakan makluk hidup yang mesti dijaga kelestariannya. Inilah yang disebut berlaku “ihsan” kepada makhluk hidup.
Tentu amat disayangkan adanya sekolah-sekolah bahkan perguruan tinggi yang tidak berwawasan lingkungan dalam beriklan di ruang publik. Sekolah atau perguruan tinggi sebagai lembaga yang mengemban misi Pendidikan, tentunya diharapkan tidak meraup peserta didik dengan cara-cara yang tidak mendidik.
Efriyoni Baikoeni
Efriyoni Baikoeni adalah Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan, dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.
***
Untuk Mendapatkan Informasi Terbaru Ayo Bergabung Bersama Fanpage UM Sumatera Barat
Ikuti Juga Twitter UM Sumatera Barat
***
Informasi
1
Seleksi Pesertsa KIP-K
19 Juli 2022KONTAK
Alamat
Jln. Pasir Kandang No. 4 Koto Tangah, Padang,25172
info@umsb.ac.id
Telp
(0751) 482274