info@umsb.ac.id 0823 8497 0907
WhatsApp Logo

Catatan Dari Australia Indonesia Muslim Exchange Program (3)

Oleh: Humas UM Sumbar   |   Selasa,28 November 2023 08:34:00
Dibaca: 699 kali

 

Masih pada hari yang sama, yaitu 8 November 2023, kami harus bergegas untuk acara berikutnya. Dari Multicultural NSW, rombongan harus sampai ke Himalaya Restaurant; sebuah restoran India yang terletak di 5 Good St Granville.

Adalah “Welcome Dinner” acara yang harus dihadiri kali ini, seperti yang tertulis di jadwal kegiatan. Tertera di sana pihak-pihak penting yang akan hadir. Pertama, semua alumni AIMEP yang bermukim di Australia. Berapa orang kah itu? Saya tidak tahu pasti.. Kedua, tokoh-tokoh Muslim yang berada di Australia. Tidak dirinci siapa saja namanya. Lihat saja nanti siapa yang akan datang.

Selain itu ada tiga nama yang ditulis secara khusus memberikan sambutan. Nama pertama adalah Armina Rosenberg, nama kedua adalah RidwaanJadwat, dan nama ketiga adalah SoumayaNajjarin.

Armina adalah seorang perempuan muda dan cerdas. Walau memanggul nama belakang “Rossenberg” wajah, pakaian dan lakunya khas sekali perempuan Jawa. Bahasa Inggrisnya seperti native. Ia adalah salah satu sosok penting di Australia-Indonesia Institute, lembaga yang didirikan pada tahun 1989 dengan tanggung jawab utama untuk mendorong people to peoplerelationship antara kedua negara. Program AIMEP adalah salah satu produknya.

RidwaanJadwat adalah seorang Muslim yang menjadi pejabat di Department of Foreign Affairs and Trade. Tertulis di sana jabatannya “first assistant secretary”. Betul-betul orang penting di kementerian luar negeri dan perdagangan Australia. Dalam salah satu website resmi pemerintah Australia baru saja diumumkan bahwa Mr. Ridwaan baru saja ditunjuk menjadi duta besar Australia untuk Uni Emirat Arab. Patut saja dia tidak hadir, hanya mengirim video kata sambutan.

SoumayyaNajjarin yang kukenal adalah salah satu peserta AIMEP 2021 yang dilakukan secara online, sama persis seperti diriku. Secara umum dia adalah muslimah Australia keturunan Lebanon. Ia mudah akrab dengan siapa saja. Belakangan banyak membantu kunjungan kami di Australia. Dan rupanya ia bekerja di sebuah lembaga pemerintahan di Sydney yang bertanggung jawab dalam pengelolaan pendidikan. Posisinya bukan main: Senior Policy Programs NSW Department of Education.

Suasana makan malam sangat-sangat santai. Acara inti ya makan malam, bukan mendengar sambutan sepanjang tali beruk. Karena alasan teknis, video sambutan RidwaanJadwat tidak bisa diputar malam itu.

Sekarang kita ke perempuan super energik bernama Soumayya. Ia sangat bersyukur bisa bergabung menjadi peserta AIMEP. Ia mengatakan bahwa kunjungannya ke Indonesia beberapa bulan lalu memberikan wawasan dan perspektif baru bagi dirinya, dan berharap program AIMEP terus ada kedepannya. Tepuk tangan untuk Soumayya!

Lalukemudian Armina. Dia menggarisbawahi bahwa AIMEP adalah program yang sangat diandalkan dalam membangun hubungan antar warga negara. Dan dia juga memberikan gambaran, bahwa setelah lebih 21 tahun AIMEP tampaknya akan terus dilaksanakan tahun-tahun ke depan. Semua hadirin bertepuk tangan lagi. Sangat meriah.

Dan makan malam itu berlangsung akrab. Siapapun yang ingin berbicara ke depan, dipersilahkan untuk berbicara. Semua orang akan mendengar dengan baik. Salah satu WN Australia alumni AIMEP tahun 2019 turut berdiri ke depan. Ia mengaku sangat terinspiriasi dengan kegigihan anak-anak pesantren di Indonesia belajar Bahasa Arab. Itu senantiasa ia ceritakan pada murid-muridnya. Beliau adalah guru di salah satu sekolah Islam di kawasan New South Wales (NSW).

Semua hal tentang welcome dinner malam itu sangat menarik; mulai dari suasananya, makanan ala Indianya, minumannya hingga orang-orangnya. Namun, ada lagi satu hal yang patut diulas dalam tulisan singkat ini. Tentang seorang pria senior berumur 71 tahun, bernama Zia Ahmad.

Ia dan istrinya duduk persis satu meja denganku. Pria ini dalam usia tuanya masih bekerja secara aktif sebagai Editor-in-Chief pada sebuah tabloid yang bernama AMUST yang merupakan kependekan dari Australasian Muslim Times. Ya, AMUST merupakan tabloid 32 halaman yang khusus menyuarakan kepentingan Muslim di Australia, seperti yang tertulis di tagline “The Voice of the Muslim Community”. Tabloid itu dijual seharga 2 AUD.

Terlepas dari penampilannya yang biasa-biasa saja, ternyata Zia Ahmad telah memperoleh beberapa penghargaan prestisius dari pemerintah Australia. Penghargaan paling akhir yang terima adalah pada tahun 2021, yaitu Lifetime Achievement Award at the Premiers Multicultural Communications Awards (PMCA). Lewat AMUST, ia dianggap sebagai tokoh yang memiliki dedikasi tinggi dalam melayani masyarakat multikultural Australia. PCMA sendiri adalah puncak penghargaan tertinggi pada multicultural media dan industri marketing di Australia.

Tentang pemerintah Australia yang memberinya penghargaan, Zia yang memiliki latar belakang India mengatakan bahwa ia senang berada di Australia. Sebab ia bisa menulis dan mengkritisi hal apapun tanpa khawatir berurusan dengan hukum. “Sepanjang kita tidak menyebar hate speech” katanya.

Hal lain yang menarik dari AMUST adalah, ternyata tabloid itu didirikan oleh mendiang ayahnya pada tahun 1991 yang bernama Dr. Qazi Ashfaq Ahmad. Menurut Zia, AMUST adalah aktifitas sampingan ayahnya yang merupakan dosen engineering yang pernah mengajar di berbagai universitas di Australia. Dr. Qazi baru saja meninggal tahun lalu, pada usia 91 tahun di Sydney.

Sepanjang penelusuran saya, Dr. Qazi rupanya juga merupakan tokoh terhormat di NSW. Oleh muslimobserver.com ia disebut sebagai “Australia’s most honored muslim” alias muslim yang paling dihormati di Australia. Tampaknya pujian itu tidak berlebihan, sebab Multicultural NSW masih memanjang foto dan data Dr. Qazi. Dia disebut sebagai pioneer dalam dialog antar agama dan pemimpin Muslim Australia selama setengah abad.

Tidak banyak sosok ayah-anak yang bisa bertahan dan sukses dalam dunia jurnalistik seperti Zia Ahmad dan ayahnya Dr. Qazi. Di tempat kita, mungkin sama dengan RusydiHamka dan Buya Hamka.

Tak diragukan lagi, bagi saya pribadi ini adalah salah satu momen makan malam terbaik selama hidup. Datang sebagai peserta AIMEP, bertemu dengan orang-orang hebat, dan duduk satu meja dengan sosok luar biasa. Dan yang lebih istimewa adalah kesempatan mencicipi berbagai makanan olahan India otentik, tapi bukan seperti di video-video yang belakangan berseliweran di media sosial.

Ditulis oleh : Isral Naska, Dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat 

Sumber : hariansinggalang.co.id 

SHARE :

Informasi

KONTAK

Alamat

Jln. Pasir Kandang No. 4 Koto Tangah, Padang,25172

Email

info@umsb.ac.id

Telp

(0751) 482274