Ketika Kehendak Kekuasaan Terhalang Maka Hukum Yang Dirubah
Humas UM Sumatera Barat – Hadirkan Rocky Gerung, Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat menyelenggarakan dialog kebangsaan, Senin (29/4). Dialog kebangsaan yang diselenggarakan di Convention Hall Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag Kampus III UM Sumatera Barat di Kota Bukittinggi itu mengangkat pembahasan Dinamika Politik Hukum Pada Proses Sirkulasi Kekuasaan.
Dimoderatori Dimas Pratama, pengantar diskusi dialog kebangsaan tersebut dibuka oleh Dekan Fakultas Hukum UM Sumatera Barat, Dr. Wendra Yunaldi, SH, MH. Dalam pembahasannya, Dekan terlebih dahulu membicarakan tentang politik dan hukum sigaragai atau dungu. Dimana, hukum tersebut terserah penguasa, apapun yang diinginkan jika memiliki kekuasaan maka bisa dikerjakan.
Kenapa, selama ini kita mengenal hukum yang mengatur agar menjadi teratur, hari ini hukum itu menghambat syahwat kekuasaan, hari ini ketika kekuasaan menginginkan sesuatu, ketika kehendak kekuasaan itu terhalang maka hukum yang dirubah. Hal ini terjadi pada banyak kasus, seperti undang-undang cipta kerja, KPK dan terakhir putusan mahkamah konstitusi.
“Logika punya hukum namun hukum tidak punya logika, ketika filsafat diejek dan kalau orang hukum berhenti belajar filsafat maka itulah awal kematian ilmu hukum. Hukum tidak bisa bicara keadilan, karena keadilan itu bicara filosofi. Ketika hukum hanya teks, maka ia menjadi fakultas undang-undang. Itulah kebodohan. Bukan sarjana hukum, tetapi sarjana undang-undang,” tegasnya berapi-api.
Kehadiran Rocky Gerung dalam dialog kebangsaan tersebut jelas beliau, diharap memberikan stimulus fikiran. “IKN boleh pindah, tapi semangat berfikir tetap di Bukittinggi. Harusnya oposisi lahir di Bukittinggi,” tuturnya.
Di samping tentang hukum kekuasaan, beliau juga membahas tentang demonstrasi di kalangan mahasiswa. Menurutnya, kuliah itu penting, tetapi demo lebih penting. Meresapi problematika di masyarakat jelasnya, jauh lebih penting daripada kuliah. Hak berdemo adalah hak azazi yang dari awal sudah digagas oleh tokoh minang, yakni Bung Hatta. Sedangkan lahirnya konstitusi papar beliau, merupakan ide Muhammad Yamin yang juga tokoh Minang asal Sawahlunto. Dimana menurutnya hak rakyat menggugat terhadap produk hukum atau undang-undang yang tidak sesuai dengan rakyat maka harus diberikan protes politik berbasis pengetahuan akademik.
Sementara itu Rocky Gerung dalam dialognya membahas hukum positif yang selama ini dikenal melalui doktrin Hans Kelsen bahwa ayat tidak boleh bertentangan dengan ayat di atasnya. Hanya boleh diuji berdasarkan konsistensi antar ayat. Baik perdana, perdata dan lainnya. Pihaknya juga mengatakan dialog kali ini akan membahas hal-hal yang menyangkut masa depan.
Beliau juga mengakui senang berada di Muhammadiyah dan hampir mengisi separuh kuliah dari total 167 Universitas Muhammadiyah di Indonesia. Menurutnya fasilitas yang disediakan Muhammadiyah untuk back up IQ nasional sangat luar biasa. Begitu juga dengan pelayanan Kesehatan berupa rumah sakit Muhammadiyah. Muhammadiyah jelasnya, telah menopang dua hal yang diperintahkan konstitusi. Yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan memelihara fakir miskin. Muhammadiyah menyumbang pencerdasan kehidupan bangsa melalui sekolah-sekolah dan memelihara fakir miskin melalui rumah sakit.
Di samping itu beliau juga membahas tentang politik dinasti yang dilakukan oleh pejabat. Baginya, kekuasaan harusnya dihasilkan dari kompetisi.
Dalam dialog tersebut, Rocky Gerung juga menjawab pertanyaan peserta tentang mungkinkah Indonesia sekarang bisa berpikir dan kembali menuju Indonesia yang baru, Dimana tidak bebasnya manusia berpikir, berpendapat sehingga menjadi tidak jauh dari polirism. Menurutnya Indonesia baru yang diinginkan sebetulnya ada akar Sejarah, ginalogi dalam pergerakan nasional. Dan kebangsaan dimulai dengan membentuk fikiran, menghasilkan fikiran.
Ia mengkaji, hal itu juga yang dilakukan salah satu anak bangsa 17 tahun sebelum Indonesia Merdeka. Yakni Ahmad Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah. Dimana beliau merasa urusan politik sekedar investasi, setelah urusan pengetahuan, setelah akal dibuat sehat. Jadi benar menurutnya bahwa harus mendirikan kembali cita-cita tentang Indonesia baru dengan memulai kesempatan.
Tak hanya itu, pada dialog tersebut ia juga menanggapi pandangan mahasiswa tentang otak atik politik yang biasa terlaksana dan pandangan lain peserta tentang politik kekuasaan.
(Tia)
Informasi
KONTAK
Alamat
Jln. Pasir Kandang No. 4 Koto Tangah, Padang,25172
info@umsb.ac.id
Telp
(0751) 482274