info@umsb.ac.id 0823 8497 0907
WhatsApp Logo

Amalan Untuk Menguatkan Iman

Oleh: Humas UM Sumbar   |   Kamis,06 Juni 2024 11:02:00
Dibaca: 13733 kali

Iman adalah pengakuan yang kuat dan mendalam dengan hati yang diucapkan dengan lisan dan diwujudkan dalam perbuatan.

Jadi ketika kita beriman kepada Allah dan hari akhir, maka kita meyakini betul tentang adanya Allah dan hari akhir serta melakukan sebagaimana seharusnya manusia menjadi hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Akan tetapi orang yang tidak beriman dia tidak peduli dengan tanggung jawab orang beriman. Di sisi lain, orang yang lemah imannya dia tidak maksimal dalam mengaktualisasikan keimanannya dalam kehidupan sehari-hari seperti tidak menyesal berbuat dosa, beribadah tidak dengan hati, hatinya keras dan beku sehingga tak peduli, tidak terpengaruh dengan ayat-ayat Al-Qur’an, tidak sabaran dan sulit memaafkan, serta serakah.

Bentuk usaha menguatkan iman yang dapat kita lakukan antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Memperbaiki Salat

Salat adalah wahana komunikasi hamba dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan kesempatan bagi hamba untuk banyak mengadu dan bercengkerama dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala Tuhan kita. Jika manusia sebagai seorang hamba dapat membuat ibadah sholatnya untuk bisa berkomunikasi tentang banyak hal dengan Allah, maka kita akan menjadi hamba yang baik yang dapat menjalani hidup dengan baik pula.

Di sisi lain ternyata kita sebagai manusia ciptaan-Nya terkadang juga tidak pandai menjadikan salatnya menjadi wahana untuk berkomunikasi yang baik dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala Tuhan kita. Dengan berbagai gangguan dan godaan dan mungkin juga konsentrasi atau kefokusannya.

Untuk itu, perlulah kiranya belajar dan mencari tahu agar kiranya bisa menjalani ibadah salat dengan khusyuk dan benar mengingat sholat dapat mencegah perbuatan yang keji dan mungkar.

Allah SWT berfirman:

’’Bacalah Kitab Al-Qur’an yang telah diwahyukan kepadamu Muhammad dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan ketahuilah mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan shalat itu lebih besar keutamaannya dari ibadah yang lain. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut : 45)

  1. Peduli dan Menjaga Ukhuwah

Menjaga ukhuwah Islamiyah dan memupuk rasa peduli kepada sesama muslim menjadi hal penting dalam rangka menjaga kedamaian dan kenyamanan persaudaraan. Sejatinya, muslim satu dengan muslim lainnya ibarat satu tubuh, bagian satu dengan bagian lainnya saling membutuhkan dan saling melengkapi.

Ketika manusia hidupnya nyaman dan damai serta penuh dengan kasih sayang akan lebih mudah dan baik dalam beribadah sehingga imannya lebih terjaga bahkan lebih kuat lagi. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga tidak bisa tidur dan panas turut merasakan sakitnya.” (HR. Muslim)

  1. Perbanyak Introspeksi Diri

Banyak manusia merasa bahwa dirinya telah banyak berbuat baik, bahkan berasa menjadi ahli surga, karena cenderung yang diingat adalah amal baik yang telah dilakukan, melupakan hal buruk yang telah dilakukan.

Oleh karenanya sangat perlu untuk sering melakukan hisap diri dan koreksi diri dengan baik dan maksimal agar lebih mengetahui seberapa besar kebaikan- kebaikan yang dilakukan dikomparasi atau dikurangi dengan keburukan yang sudah dilakukan sebelum mendapat sampai pada hisabnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Jika kita sering menghisap diri, maka akan lebih mengontrol terhadap perbuatan- perbutan kita di masa datang jika kebaikan dan rahmat Allah yang kita inginkan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

’’Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok atau akhirat, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)

  1. Bergaul dengan Orang yang Saleh

Manusia adalah makhluk sosial, karenanya manusia membutuhkan teman, dan semakin banyak teman dia semakin baik dalam sosialisasinya. Teman yang baik akan memengaruhi kebaikan teman lainya, begitu juga sebaliknya.

Agar kita menjadi baik, khususnya dalam akhlak atau perilaku, maka kita harus mencari dan berteman dengan orang saleh agar mudah menjadi orang yang saleh. Jangan sebaliknya banyak bergaul dengan orang yang sering mengajak kepada maksiat dan mungkar.

Rasulullah saw bersabda:

’’Seseorang yang duduk berteman dengan orang sholeh dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari 2101)

  1. Memperbanyak Doa Kebaikan Iman kepada Allah

Doa merupakan harapan makhluk kepada Tuhan agar memperoleh seperti apa yang di cita- citakan. Kebaikan- kebaikan disampaikan agar terwujud yang diharapkan. Semakin sering doa disampaikan pada watu dan tempat yang mustajabah menjadi penting, karenanya perlulah mengetahui waktu-waktu dan tempat yang mustajabah.

Doa yang disampaikan kepada Allah pasti Allah akan kabulkan. Soal kapan dan bagaimana pengabulannya itu menjadi hak prerogatif Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Jika belum terkabul itu artinya belum waktunya yang pas untuk dikabulkan doanya oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala sehingga yang berdoa agar berdoa di waktu dan tepat yang benar serta diulang-ulang karena keseriusannya.

Sepenggal doa yang Allah ajarkan dalam Al-Qur’an:

“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi karunia.” (QS. Ali Imran: 8)

“Dan barangsiapa mengerjakan amal- amal yang saleh dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya. Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.”(QS.Thahaa 112-113)

Oleh: Ferry Is Mirza DM

Artikel ini sudah terbit di Majelis Tabligh

SHARE :

Informasi

KONTAK

Alamat

Jln. Pasir Kandang No. 4 Koto Tangah, Padang,25172

Email

info@umsb.ac.id

Telp

(0751) 482274