Umat Pertengahan dalam Muhammadiyah
Oleh Dr. H. Firdaus, M.H.I (Dosen Prodi Ilmu Falak FAI UM Sumbar)
Sejak berdiri, Muhammadiyah ibarat pohon, hidup subur dan berkembang dari musim ke musim dalam negeri dan menggeliat kuat di luar negeri. Sudah satu abad lebih keberadaannya semakin diharapkan bangsa, tertumpang harapan tinggi ke Muhammadiyah dengan yang manjur yaitu membawakan diri menjadi umat pertengahan.
Konsep umat pertengahan yang populer dengan sebutan wasathan atau ummatan wasathan merupakan ajaran Islam yang menggambarkan umat Islam sebagai umat yang moderat, adil dan berada di tengah-tengah antara berbagai ekstrem. Konsep ini disebutkan dalam Al-Qur'an, khususnya Surah Al-Baqarah ayat 143 yang berbunyi "Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang wasathan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu".
Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki pemahaman yang khas mengenai konsep umat wasathan. Pemahaman ini didasarkan pada prinsip Islam Berkemajuan yang mengedepankan keseimbangan antara akidah, ibadah, dan muamalah duniawi.
Pemaknaan Umat Wasathan dalam Muhammadiyah berarti umat yang bersikap sebagai berikut :
- Tengah atau pertengahan dalam pemahaman keagamaan
Muhammadiyah menolak ekstremisme dalam beragama, baik yang terlalu liberal maupun terlalu radikal. Muhammadiyah berusaha mengamalkan Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah dengan pendekatan tajdid (pembaharuan) dan ijtihad.
- Keseimbangan antara Spiritual dan Rasionalitas
Muhammadiyah menekankan pentingnya keseimbangan antara aspek spiritual (ibadah) dan rasionalitas (ilmu pengetahuan). Umat Islam harus berpegang teguh pada ajaran Islam sambil tetap terbuka terhadap kemajuan ilmu dan teknologi.
- Keberpihakan pada Keadilan Sosial
Sebagai umat wasathan, Muhammadiyah berjuang mewujudkan keadilan sosial dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini dilakukan melalui berbagai amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan dan sosial kemasyarakatan.
- Moderasi dalam Politik dan Kehidupan Bernegara
Muhammadiyah mengedepankan politik kebangsaan yang tidak berpihak pada kelompok tertentu, tetapi berorientasi pada kemaslahatan umat dan bangsa. Muhammadiyah menolak politik identitas yang dapat memecah belah persatuan umat Islam dan bangsa Indonesia.
- Dialog dan Toleransi Antarumat Beragama
Muhammadiyah berkomitmen pada dialog dan toleransi antarumat beragama. Islam sebagai rahmatan lil'alamin harus diwujudkan dalam sikap yang inklusif, menghargai perbedaan dan membangun harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.
Implementasi Umat Wasathan dalam Gerakan Muhammadiyah
Muhammadiyah menerapkan konsep umat wasathan dalam berbagai bidang, antara lain:
Pendidikan: Mendirikan sekolah dan perguruan tinggi yang mengajarkan Islam dengan pendekatan modern.
Kesehatan: Mendirikan rumah sakit dan klinik untuk memberikan pelayanan kesehatan yang merata.
Ekonomi dan Sosial: Mengembangkan koperasi dan usaha berbasis syariah untuk kesejahteraan umat.
Dakwah dan Kaderisasi: Menyebarkan dakwah Islam yang berlandaskan pada pemahaman moderat dan inklusif.
Muhammadiyah memahami umat wasathan sebagai umat yang berada di tengah, tidak ekstrem serta berpegang pada prinsip keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan. Konsep ini diwujudkan dalam gerakan Islam Berkemajuan yang mengedepankan ilmu pengetahuan, keadilan sosial dan toleransi. Dengan demikian, Muhammadiyah berperan dalam membangun umat yang berperadaban dan membawa manfaat bagi seluruh umat manusia.
Informasi
KONTAK
Alamat
Jln. Pasir Kandang No. 4 Koto Tangah, Padang,25172
info@umsb.ac.id
Telp
(0751) 482274