HUMAS UM SUMBAR - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir berkunjung ke Sumatera Barat. Kedatangan beliau ke Sumatera Barat dalam rangka menghadiri beberapa agenda, diantaranya peresmian gedung Dekanat, Peresmian Convention Hall Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, MA, serta peletakan batu pertama gedung baru Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat, serta silaturahmi warga Muhammadiyah Aisyiyah se Sumatera Barat.

Dalam pidato sambutannya, Haedar Nashir menyampaikan penghargaan dan apresiasi kepada civitas akademika UM Sumatera Barat yang telah mengabadikan nama Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif MA sebagai nama salah satu gedung di kampus ini.

“Saya alhamdullilah dapat menemani beliau di ujung hayatnya sampai menghembuskan nafas terakhir. Sejak tahun 2000 banyak menemani beliau, sebagai junior yang bahkan dianggap mungkin sebagai anaknya,” katanya di Convention Hall Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, MA, Minggu (26/6).

Haedar melanjutkan, banyak mutiara akhlak Buya Syafii Maarif dan kebaikan pemikirannya, yang mungkin bagi sebagian orang kadang dengan kontroversinya.

“Itu ada hal yang kurang srek gitu ya, tetapi dibalik itu banyak akhlak mulia yang kita ini menirunya susah, ketulusannya termasuk saat dikritik oleh siapapun tidak pernah marah. Tidak gampang jadi tokoh dikritik tidak marah, hanya orang yang sudah melampaui apa ya rohani ke tingkat tertinggi saja, bahkan belum jadi tokoh aja banyak yang marah, karena dikritik itu tidak nyaman apalagi kritiknya keras apalagi gaya ala Sumatera Barat, tetapi jujur kan,” ujarnya.

Selain itu, kelebihan Buya Syafii Maarif yang paling menonjol itu cinta ilmu dan tradisi ilmu. “Sampai kalau kita menulis itu, titik koma saja bisa masalah di depan beliau, karena kata beliau lewat titik koma kita bisa membangun peradaban. Anak kandung Sumpur Kudus yang luar biasa,” ujarnya mengagumi.

Selain itu, Haedar Nashir juga menyampaikan agar warga Muhammadiyah mencintai ilmu dan mengembangkan tradisi ilmu. Kader mubaligh Muhammadiyah, agar mengoptimalkan penggunaan media sosial dalam menyebarluaskan dakwah Islamiah. Dakwah merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam Islam.

“Berdakwah dapat dilakukan dengan hanya menyampaikan satu ayat. Di era digital ini, sampaikanlah konten dakwah yang atraktif, tidak hanya berisi perintah dan larangan saja. Dalam hal ini, Mubaligh Muhammadiyah harus mendalami ajaran Agama Islam,” katanya melanjutkan.

Muhammadiyah merupakan pergerakan Islam. Pemikiran dakwah yang ada dalam Muhammadiyah mampu memunculkan nilai agama. Dalam acara silaturahmi keluarga besar Muhammadiyah itu, ia juga mengapresiasi pergerakan Muhammadiyah di Sumatera Barat.

“Dalam praktik hidup kita sekarang, media sosial bisa menjadi alat pencari ilmu. Kita saat ini harus meningkatkan kemampuan kita menyebarluaskan nilai-nilai Islam yang bisa mengatasi berbagai macam pemikiran-pemikiran yang mampu menggoyahkan akidah, salah satunya pemikiran agnostik,” ujarnya.

Disamping itu Rektor UM Sumatera Barat Dr. Riki Saputra, MA menyampaikan dalam rangkaian acara kegiatan, UM Sumatera Barat terus berkembang dengan melakukan restorasi baik di bidang akademik dan non akademik. Hal ini tidak terlepas dari dukungan pimpinan wilayah, dan pimpinan pusat Muhammadiyah.

“Meskipun gedung baru sudah 15 persen pengerjaan, tapi kita menunggu momen peletakan baru pertama oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. UM Sumatera Barat terus melakukan perbaikan, hingga saat ini terdaftar sebagai PTS terbaik kedua di Sumatera Barat versi UniRank dan Webometrick. Tidak terlepas dari dukungan Pimpinan Wilayah, dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah diharapkan UM Sumatera Barat agar bisa menjadi klaster terbaik seperti yang ada di Pulau Jawa,” kata Riki Saputra

(*)